HASILWIN – Jessica Iskandar Akui Tak Mudah Jadi Pendonor ASI, Ungkap Banyak Oknum yang Iseng

Hagia Putri Jessica Iskandar
Jakarta

Jessica Iskandar bersyukur dengan kondisinya sebagai Bunda yang berlimpah ASI sehingga ia bisa membantu Bunda lain di luar sana dengan berbagi ASI-nya. Meskipun, Jessica Iskandar akui tak mudah jadi pendonor ASI karena banyak oknum yang iseng.

Kehadiran Hagia yang lahir pada 2 Desember 2024 menjadi penyejuk bagi keluarga Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag. Bagaimana tidak ya, Bunda, selain menggemaskan, Hagia juga memberikan banyak keberkahan. Jessica pun merasa bersyukur dengan kehadiran Hagia yang menambah kelengkapan kebahagiaan di tengah-tengah keluarganya.

“Hagia itu aku juga sebagai ibunya masih selalu terpana. Soalnya anaknya lucu banget, gemes, gemoy, lucu ketawanya, dan sekarang makin gembul. Terus sekarang udah mulai ngoceh-ngoceh, anaknya juga nggak rewel, anteng kalau diajakin bikin konten, gampang diurusnya. Semuanya itu kayak smooth. Kalau banyak yang seneng dengan Hagia, aku bersyukur banget ya. Ngerawatnya juga gampang, nyusunya banyak,” ujar Jessica seperti dikutip dari Youtube Insertlive.

Dituturkan Jessica, Hagia memang mendapatkan ASI eksklusif. Jessica pun tidak merasa kesulitan dengan pasokan ASI-nya sebab ASI-nya justru melimpah dan bisa dibagikan kepada Bunda lainnya di luar sana.

“Hagia itu full ASI, dan ASI aku banyak banget. Sekarang udah mau 3 freezer. Dua udah mulai full, ini udah mau ketiga. Mudah-mudahan aku ketemu orang yang bisa nerima donor ASI aku, orang yang baik. Karena kemarin juga banyak yang aneh-aneh. Jadi mudah-mudahan aku ketemu yang bisa nerima donor ASI aku. Sekarang ini udah ada tiga orang, mudah-mudahan kulkasnya bisa dikosongin, dan bisa diisi lagi yang baru,” paparnya.

Perihal perilaku aneh dari orang-orang yang ingin meminta ASI-nya, lebih lanjut diungkapkan ibu tiga anak tersebut bahwa motif keanehannya itu memang beragam, Bunda. Seperti misalnya ada yang meminta dirinya untuk mengantarkan ASI-nya langsung kepada orang tersebut. 

“Ada yang mintanya itu aku yang anterin ASI-nya, terus katanya, gak ada biaya kak. Ada juga yang sambil minta ASI tapi minta macem-macem juga. Kayak contohnya juga yang tadi minta ASI-nya aku anterin ke tempatnya dia, kayak gak riil orangnya. Ada juga yang minta ASI tapi minta donasi, jadi minta macem-macem. Jadi itu aku nggak tahu, dia maunya ASI atau maunya minta donasi. Jadi bingung. Jadi memang aneh-aneh,”tambahnya.

Meskipun menemui perilaku tidak jelas dari orang-orang asing tersebut, hal itu tak menyurutkan niat Jessica untuk tetap menjadi pendonor ASI lho, Bunda. Terbukti, Jessica tetap ingin berbagi ASI kepada para Bunda yang membutuhkan ASI untuk bayi-bayi mereka.

“Karena ASI-nya banyak juga. Terus aku tuh ngerasa kalau kita bisa bantu orang itu, aku sama Hagia pasti seneng banget. Apalagi buat bayi-bayi itu yang terbaik itu adalah ASI. Jadi kalau ASI aku bisa berguna buat orang lain pasti bikin aku happy. Karena itu yang bisa aku banggain sebagai seorang ibu bisa mengasihi anak-anak aku, terus bisa fokus sampai sejauh ini. Karena memang mengASIhi itu tidak mudah, sakit, melelahkan, butuh dedikasi, butuh fokus, butuh banyaklah yang dikorbankan. Jadi, ketika aku bisa sampai sejauh ini happy aja rasanya kalau bisa membantu orang,” imbuhnya.

Dengan tekad bisa memberikan manfaat untuk orang lain, Jessica menjalani peran sebagai pendonor ASI walaupun menemui orang-orang yang suka iseng dan aneh. Karenanya, agar ia tetap aman dalam menjalankan peran sebagai pendonor ASI, ia pun mensyaratkan bahwa mereka yang akan meminta ASI perlu lolos filter awal darinya terlebih dahulu.

“Jadi aku itu perlu ketemu dengan penerima donor ASI-nya. Karena aku harus lihat foto bayinya dulu, orangnya juga harus ambil langsung dan tidak bisa diwakilin. Nggak boleh juga kalau enggak jelas, karena aku takut juga. Kita semua orang kan baik, tetapi kita nggak tahu kalau ada niat baik atau enggaknya di balik orang itu. Jadi aku banyak pertimbangan lah,” tegasnya.

Hagia Putri Jessica IskandarHagia Putri Jessica Iskandar/ Foto: Instagram: @inijedar

Tas dinas menemani beraktivitas

Seperti halnya Bunda menyusui lain yang juga menjadi pejuang ASI, Jessica yang disibukkan dengan beragam aktivitas pun selalu membawa serta ‘tas dinas’ yang berisi perlengkapan tempurnya untuk memompa ASI. Hal ini dilakukan guna menjaga kestabilan produksi ASI yang dimilikinya.

“Iya, aku bawa alat juga, tas dinas namanya. Itu kalau kemana-mana aku bawa tas dinas. Karena namanya ibu menyusui kalau nggak pumping perasaan ada yang gremet-gremet, keringat dingin. Jadi harus pumping,” kata Jessica.

Walaupun memang diakuinya tidaklah mudah melewati itu semua, Jessica tetap semangat dan berbagi tips sukses mengASIhi seperti yang dilakukannya lho, Bunda.

“Pertama di awal itu pasti memang akan terasa sakit, capek, mau nyerah, jadi paling sudah itu awalnya. Saat awalnya itu, kita harus yakinkan diri kita tapi kita juga harus memiliki support dari sekitar kita, jadi kayak orang tua, suami, mertua, itu harus kalau bisa ya. Awal-awal jangan ketemu orang banyak, supaya kita bisa tetap fokus. Karena kan kadang ada yang bilang, ‘Aduh kamu ASI-nya dikit banget, udah kasih sufor aja’, itu kan menusuk di hati. Jadi tolong, ketika kita menjenguk orang yang sedang baru melahirkan, jangan ada kata-kata itu. Kita harus dikeliling orang-orang yang positive thinking,” ujar Jessica.

Ditambahkannya, tidak mengapa kalau di fase awal menyusui, produksi ASI masih minim. Seiring dengan perjalanannya, produksi ASI nantinya akan banyak dengan sendirinya.

“It’s ok awalnya akan sedikit, tapi kita akan banyak nanti. Kita harus dikasih afirmasi positif buat ibu menyusui, karena awal-awal paling sensitif dan susah. Tapi ketika itu sudah jalan, sudah lancar, ke sininya makin lancar, gampang. Yang penting kita bisa manage waktu pompa ASI, bisa jaga makanan, dan jangan diet dulu, serta minum air putih banyak. So far sampai sini aman,” katanya berbagi tips.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *